Masalah Doa Yang Tidak Dikabulkan




Di dunia ini kita terperangkap oleh waktu. Sekejab saja kita tidak sigap, kesempatan emas akan menghilang. Contohnya, pria yang terlalu lama menganggur akan ditinggal kekasihnya karena dianggap tidak mampu memberi nafkah. Pun demikian, perempuan yang terlalu lama memutuskan pilihan, akan ditinggalkan banyak pria yang membutuhkan kepastian.
Akibat sering dikalahkan oleh waktu ini, kita begitu trauma. Akhirnya, kita membentuk mental harus cepat mengambil keputusan, sekaligus tidak mau menerima jika ada pihak yang begitu lambat memberikan sesuatu yang kita butuhkan. Iroisnya, hal ini juga berlaku untuk Allah. Kadang, kita berdoa kepada Allah bahwa kita akan menikah tahun 2017. Namun, hingga Maret 2019, rencana tan kunjung terlaksana. Bahkan, calon pasangan pun malah memilih pergi. Kita pun meratap, merutuki nasib, dan mengadu kepada Allah, seolah Allah adalah satu-satunya yang harus disalahkan.

Kita sering tidak menyadari bahwa kehendak manusia bukanlah kehendak Allah. Jalaluddin Rumi dalam Fihi Ma Fihi melukiskan hal ini dengan indah. Bayangkanlah ada dua burung yang diikat menjadi satu. Kalau sayap mereka terkepak semua, kedu burung itu  malah tidak bisa terbang. Satu-satunya jalan adalah mematahkan sayap salah satu burung. Dengan demikian, satu burung yang sayapnya masih bugar, akan mengantarkan keduanya ke sebuah tempat yang lebih baik.

Demikianlah hidup ini. Kita merasa berhak terbang  ke sana dan kemari, padahal tidak mengenali apa pun. Jika kita dibiarkan terus menerus terbang, kemungkinan besar kita akan tersesat atau mati sia-sia. Satu-satunya jalan, patahkan sayap harapan. Biarkanlah Allah yang mengendalikan semuanya. Terserah Allah untuk menunda, menolak, atau mengabulkan doa kita. Allah lebih mengetahui segala hal. Jangan pernah menyerah ketika hari ini kita terpuruk. Siapa tahu keterpurukan itulah yang akan membawa pada keberhasilan ketika kita sudah tidak memiliki kinginan apa pun.

 Referensi: Fitra Firdaus Aden. 2012. Mutiara Pilihan Kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah As-Sakandary. Yogyakarta: Citra Risalah.
Anak Asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Semester 4
Bagus Setyo Nugroho


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Ketika Menerima Tamu

Manfaat Menyendiri

Haramnya Serakah Dalam Beribadah