Ajaran Islam Tentang Malu
Islam
adalah agama yang mengajarkan pengikutnya untuk selalu berakhlak baik. islam
juga sangat peduli pada setiap hal yang berhubungan dengan perangai dan
moralitas. Terbukti, begitu banyak dalam
Islam yang tujuannya adalah menciptakan kebaikan akhlak dalam diri setiap
muslim atau muslimah.
Karena
itulah, menjadi seorang muslim atau muslimah yang ber-akhlakul karimah
adalah sebuah kewajiban. Salah satu bentuk ajaran Islam adalah sikap malu. Ya,
sikap malu adalah salah satu sifat yang harus dimiliki setiap umat Islam. Rasa
malu atau al-haya’ dalam bahasa Arab, didefinisikan sebagai suatu sifat
yang ada dalam hati atau jiwa manusia yang mendorongnya untuk melakukan
kebaikan agar terjauh dari perilaku buruk , tercela, dan yang memalukan.
Malu
adalah akhlak dasar yang harus kita miliki. Tanpa rasa itu, kita seolah tidak
punya pengikat apa pun. Sehingga, kita bisa berbuat apa saja semau kita, tanpa
peduli apakah yang kita lakukan itu perbuatan tercela atau perbuatan sia-sia.
Apakah perbuatan kita merugikan diri kita atau merugikan orang lain, melanggar
syariat Islam atau jauh dari teladan Rasulullah.
Padahal,
dalam diri kita ada potensi alamiah yang disebut dengan nafsu. Kita tidak bisa
menghilangkan nafsudari diri kita, sebab ia adalam fitrah manusia. Tidak ada
manusia yang bebas dari nafsu. Semua memilikinya dan semua manusia berpotensi
untuk melakukan perbuatan berdsarkan nafsunya. Jika nafsu itu tidak
dikendalikan dengan baik maka kita akan menjadikannya sebagai acuan atas semua
perbuartan-perbuatan kita.
Jadi,
rasa malu merupakan salah satu penyebab dan pendorong utama bagi setiap bentuk
kebaikan, kebajikan, dan ketaatan. Selain itu, malu juga menjadi salah satu
faktor utama pecegah dan penghalang segala bentuk keburukan, kemungkaran, kenistaan, dan
kejahatan.
Rasulullah,
bersabda:
“Dan,
rasa malu merupakan satu bagian penting dari keimanan. “ (H.R. Muttafaq
‘Alaih)
Hadits
ini memberikan kit pemahaman bahwa kualitas keimanan seseorang tergantung
seberapa banyak kadar malu dalam hatinya. Memiliki rasa malu berarti jiwanya
terkendali. Malu adalah sifat terpuji yang berdampak begitu besar pada baik
tidaknya akhlak seseorang. Sebab, malu merupakan akhlak terpuji yang mendorong
seseorang untuk meninggalkan sesuatu yang buruk, dan mencegahnya dari kelalaian
dalam memnuhi hak para pemiliknya.
Hal lain
yang tidak kalah pentingnya adalah seseorang yang memiliki rasa malu berarti
hati dan akalnya berfungsi dengan baik. Tatkala dalam diri sseorang tercetus
untuk melakukan perbuatan buruk, maka rasa malu itu akan menggerakkan hati dan
pikirannya. Hatinya akan merasa takut dan logikanya akan mencegahnya bahwa itu
perbuatan menyimpang atau tidak etis.
Referensi: Fitra Firdaus
Aden. 2012. Mutiara Pilihan Kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah As-Sakandary.
Yogyakarta: Citra Risalah.
Anak Asuh Yayasan
Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri Salatiga
Semester 4
Bagus Setyo Nugroho
Komentar
Posting Komentar