Mutlaknya Takdir

Seseorang mungkin telah merencakan segala sesuatu dalam hidupnya. Usia 25 tahun sudah menikah. Usia 30 tahun, memiliki anak. Usia 40 tahun, sukses mengelola kerajaan bisnis. Lalu suia 50 tahun, berhaji. Rencana yang rinci memang berguna untuk membuat kita lebih fokus. Setidaknya, kita akan memilih bersetia dengan garis besar rencana daripada harus menambah rencana-rencana baru di tengah perjalanan hidup. Namun, ketika harus, menyadari bahwa takdir Allah berbeda dengan rencana kita. Tidak akan ada rencana yang 100% dapat berjalan dengan mulus di dunia ini. Pasti ada saatnya kita patah, dan hal buruk mengganggu target semula. Logikanya, dengan gaji yan didapatkan saat ini, dua tahun lagi kita sudah bisa membeli rumah. Di tengah jalan, ada saudara yang membutuhkan bantuan karena terlilit utang begitu besar. Habislah tabungan kita demi membantunya. Logikanya, dengan belajar dengan tekun, setiap hari membaca literatur di perpustakan, berdiskusi dengan banyak dosen dan pene...