PENTINGNYA UKHUWAH ISLAMIYAH



Ukhuwah Islamiah artinya persaudaraan Islam, yaitu persaudaraan yang diajarkan oleh Islam yang berlaku dikalangan sesama orang Islam. Sesungguhnya ajaran persaudaraan Islam, sudah terkandung dalam kata yang menjadi nama bagi agama kita sendiri, yaitu “Islam”, sebab salah satu diantara makna Islam adalah damai. Damai dengan sesama manusia yang beragama Islam itu sendiri. Itulah sebabnya sesuai dengan makna “Islam” yang demikian ini disebut orang Islam (muslim) ialah orang yang dapat hidup secara rukun damai dengan sesama manusia, lebih-lebih dengan sesama kaum muslimin
Masyarakat muslim mengenal istilah ukhuwah Islamiyyah. Istilah ini perlu didudukkan maknanya agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancauan. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata islamiah dalam istilah di atas. Selama ini ada kesan bahwa istilah tersebut bermakna “persaudaran yang dijalin oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain, “persaudaraan antar sesama muslim”, sehingga dengan demikian, kata “islamiah” dijadikan pelaku ukhuwah itu.
Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiah yang dirangkaika dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga ukhuwah Islamiah berarti “persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam



Landasan dari pentingnya berukhwah islamiyah sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar:
المسلم اخوالمسلم لايظلمه ولايسلمه ومن كان فى حاجةأخيه كان الله فى حاجته ومن فرّج عن مسلم كربة من كرب يوم القيامة ومن سترمسلما ستره الله بوم القيامة (متفقن عليه عن ابن عمر)
“Susungguhnya muslim bersaudara dengan muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dari seorang muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dari kesulitan-kesulitan yang di hadapinya dihari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya dihari kemudian”.
 Adapun pentingnya dari berukhuwah Islamiah sendiri antara lain:
1.      Penyelamat dari azab Allah

اِنَّ الله تَعَالَى يَقُولُ ((اِنِّى لِاَهِمُّ بِاَهْلِ الاَرْضِ عَذَابًا))فَاِدَانَظَرْتُ اِلَى عُمَّارِ بُيُوتِى وَالْمُتَحَابِّينَ فِىَّ, وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالَا سْحَارِصَىرَفْتُ عَذَابِى عَنْهُمْ. رواه البيهقى عن أنس

Allah Swt. Berfirman, “sungguh, Aku gemas dan ingin menimpakan azab kepada penduduk bumi. Namun, ketika Aku melihat oang-orang yang memakurkan rumah-rumah-Ku (yakni: masjid-masjid-penerj.), orang-orang yang saling mencintai dan menyayangi semata-mata demi Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan di waktu sahur, Akupun menahan dan mengesampingkan azab-Ku dari mereka”. (HR. Al-Baihaqi dari Anas).

2.      Hati yang disukai Allah
اِنَّ للهِ تَعَالَى آنِيَةً مِنْ اَهْلِ الاَرْضِ, وَآنِيَةُ رَبِّكُمْ قُلُوبُ عِبَادِهِ الصَّا لِحِينَ, وَاَحَبُّهَا اِلَيْهِ اَلْيَنُهَا وَاَرَقُّهَا. رواه الطبرانى

“Sesungguhnya Allah Swt. Memiliki wadah di kalangan penghuni bumi dan wadah Tuhan kalian adalah kalbu atau hati hamba-hamba-Nya yang saleh. Yang paling dicintai dan disukai oleh Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah mereka yang paling lemah lembut kalbu atau hatinya”. (HR. Ath-Thabrani).


3.       Dicintai dan disayang Allah
اِنْ اَحْبَبْتُمْ اَنْ يُحِبَّكُمُ آللهُ تَعَالَى وَرَسُوْلُهُ, فَاَدُّوا اِذَا ائْتُمِنْتُمْ, وَاصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ, وَاَحْسِتُوا جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكُمْ.
 رواه الطبر انى

Jika kalian ingin dicintai dan disayangi oleh Allah swt. Dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah amanah, jujurlah dalam berbicara, dan berbuat baiklah kepada orang yang menjadi tetangga kalian”. (HR. Ath-Thabrani).

4.      Dimuliakan oleh Allah dengan jamuan surga
اَىُّ عَبْدٍ زَارَاَخًالَهُ فِى اللهُ نُودِىَ اَنْ طِيْتَ وَطَاَبَتْ لَكَ الجَنَّةُ وَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّوَجَلَّ: عَبْدِى زَارَنِى عَلَىَّ قِرَاهُ, وَلَنْ اَرْضَى لِعَبْدِى بِقِرًى دُونَ الجَنَّةِ. رواه ابن الدنيا عن أنس

“Jika seorang hamba mengunjungi saudara sesama seiman semata-mata karena Allah, maka terdengar seruan kepadanya,”beruntunglah dan berbahagialah engkau dengan surge yang diperuntukkan bagimu!” Dan Allah swt. Pun berfirman, “Hamba-Ku telah mengunjungi-Ku. Aku harus menjamunya, dan Aku tidak akan puas sebelum memuliakannya dengan jamuan surga”. (HR. Ibn Abi Ad-Dunya dari Anas).

5.      Merasakan manisnya iman
ثَلَاثٌ مَنْ كُنّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَة الِايِمَانِ: اَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَحَبً اِلَيْهِ مِمَّا سِوَا هُمَا, وَاَنْ يُحِبَّ المَرْأَ لَا يُحِبُّهُ اِلَّا الله, وَاَنْ يَكْرَهُ اَنْ يَغُوْدُ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ اِذْ اَنْفَدَهُ اللهُ مِنْهُ, كَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُلْقِى فِى النَّارَ. رواه البخا رى ومسلم عنه أنس

Ada tiga hal – barang siapa memiliki ketiganya ini dan ada didalam dirinya, maka ia telah merasakan manisnya iman, yakni: mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segala sesuatu selain keduanya, mencintai seseorang karena Allah semata-mata, dan membenci kekafiran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekafiran, sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas).


Referensi: Sayyid Ahmad Al-Hasyimi Al-Mishri. 2015. Mukhtar Al-Hadits Telaga Kearifan Sang Nabi Saw: Hadis-Hadis Akhlak Pilihan. Bandung, Pustaka Iman.
Penulis: Anak Asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Semester 3
Bagus Setyo Nugroho


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Adab Ketika Menerima Tamu

Manfaat Menyendiri

Haramnya Serakah Dalam Beribadah