ADAB DAN ETIKA BERPUASA
Untuk meraih kesempurnaan ibadah puasa, orang
yang berpuasa hendaknya memperhatikan adab dan etika dalam berpuasa. Diantara
adab dan etika yang harus diperhatikan dalam berpuasa yaitu:
1.
Menjaga lisan agar tidak bicara dusta dan tidak
membicarakan keburukan orang lain.
2.
Menjaga diri dari tindakan yang sia-sia atau
tidak bermanfaat.
3.
Menjaga pandangan mata dan pendengaran yang
dari sesuatu yang tidak halal dilihat dan didengar sertabyang dianggap melebihi
batas kehalalan.
4.
Menjaga diri dari menikmati sesuatu yang haram
atau tidak jelas kehalalannya (syubhat), terutama dalam makanan ketika berbuka
puasa.
5.
Menjaga anggota badan dari perbuatan dosa dan
amal yang sia-sia.
Termasuk etika berpuasa adalah tidak
memperpanjang tidur di waktu siang dan tidak memperbanyak makan di waktu malam.
Bukankah inti dan tujuan berpuasa adalah untuk dapat merasakan lapar dan
dahaga? Dengan lapar dan dahaga itu, seseorang diharapkan dapat mendidik
jiwanya, mengendalikan hawa nafsunya, dan menerangi hatinya.
Orang yang berpuasa hendaknya juga menjauhkan
diri dari kesenangan hidup, menuruti hawa nafsu, dan kelezatan duniawi.
Setidaknya, selama bulan ramadhan perilaku bermewah-mewahan dikurangi seperti
yang biasa dilakukan di luar bulan ramadhan.
Dengan menguranginya selama ramadhan sesungguhnya ia telah melatih diri
untuk merasakan kenikatan akhirat. Dan, melatih diri pada bulan itu sangat
berpengaruh bagi terciptanya hati nurani yang bersih.
Pada bulan ramadhan, orang yang berpuasa
hendaknya tidak banyak disibukkan oleh urusan dunia. Sedapat mungkin ia
menggiatkan dirinya untuk berenang dilautan ramadhan untuk beribadah dan
berdzikir di kepada Allah. Hendaknya ia mengerjakan urusan dunia sekedarnya
saja karena suatu keperluan yang tak mungkin ditinggalkan. Sebab, keutamaan
ramadhan itu laksana kemuliaan hari Jum’at diantara hari-hari yang lain. Karena
itu, orang beriman hendaknya menjadikan hari jumat dan bulan ramaadhan ini sebagai waktu khusus untuk mempersiapkan
bekal akhirat.
Selanjutnya, salah satu hal yang disunahkan
dalam berpuasa adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka, utamanya
dengan kurma. Jika tidak ada kurma cukup dengan air putih. Nabi Saw bersabda, “Umatku
senantiasa berada dalam kebaikan selama ia menyegerakan berbuka dan mengakhirkan
sahur.”
Ibadah puasa merupakan bentuk pendidikan jiwa
yang bertujuan mengendalikan nafsu syahwat manusia. Hal ini dapat diamati bahwa
dalam keadaan lapar dan perut yang kosong akan tercipta kondisi jiwa yang
tersirami dan memancarkan cahaya ilahi. Kemudian muncul semangat dan gairah
jasmani untuk beribadah kepada-Nya.
Oleh karenanya, agar selaras denagn tujuan
puasa, orang yang berpuasa sepatutnya bersikap sewajarnya ketika menyambut waktu berbuka. Ia tidak boleh
berlebih-lebihan dalam makan dan menyiapkan menunya. Ingatlah! Terlalu kenyang
adalah pangkal kegelapan, penyebab kelupaan, dan pemicu kemalasan yang
menyebabkan seseorang enggan untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Referensi: Allamah Sayyid Abdullah bin Alwi
Al-Haddad. 2011. Agar Iman Senantiasa Meningkat. Jakarta: PT Mizan
Publika.
Penulis: Anak Asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Semester 2
Bagus Setyo Nugroho
Komentar
Posting Komentar