MACAM-MACAM PENYAKIT LIDAH
Lidah merupakan kenikmatan
yang agung dari Allah swt yang diberikan kepada hamba-Nya. Lidah memiliki
kebaikan yang besar dan manfaat yang banyak bagi orang yang menjaganya dan
menggunkannya sesuai dengan penciptaannya. Sebaliknya, lidah juga memiliki
keburukan yang banyak bagi orangyang tidak bisa menjaganya dan menggunakannya
tidak sesuai tujuan penciptaannya.
Allah menciptakan lidah
untuk hamba-Nya agar ia banyak berdzikir kepada-Nya dan membaca kitab suci-Nya
serta agar ia dapat memyampaikan nasihat-nasihat yang baik kepada orang
lain dan mengajak mereka untuk menetapi
kataan kepada Allah. Disamping itu, agar hamba tersebut memberitahukan kepada
sesama tentang kewajiban untuk mengagungkan hak-hak Allah serta agar ia dapat
menampakkan apa yang tersimpan di dalam hatinya terkait dengan
kebutuhan-kebutuhannya dalam urusan agama dan dunia.
Dengan demikian, apabila
hamba itu menggunakan lidahnya untuk kebaikan-kebaikan tersebut, maka ia
termasuk orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah. Namun, apabila ia
menggunakan lidahnya dan menyibukkannya untuk mendengarkan hal-hal yang
bertentangan dengan kebaikan-kebaikan tersebut, atau yang menyimpang dari
tujuan penciptaannya, maka ia termasuk orang zalim yang melampaui batas.
Kemudian, ketauhilah bahwa
persoalan lidah itun sangat penting. Ia merupakan anggota tubuh yang paling
dominan peranannya di antara anggota tubuh yang lain, serta yang paling kuat
pengaruhnya dalam menghancurkan manusia jika tidak dikontrol dan dikendalikan dari
hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
Oleh karena itu, bahaya
lidah itu sangat besar, dan urusannya sangat menghawatirkan. Tidak ada seorang
pun yang selamat dari bahaya ini kecuali dengan banyak diam hanya mengucapkan
perkataan yang seperlunya saja, atau yang dapat memberikan manfaat.
Adapun macam-macam
penyakit lidah adalah sebagai berikut ini:
1.
Dusta (Kidzib)
Dusta adalah memberitakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan faktanya (kenyataan). Ada dua bentuk perkataan dusta, yakni:
mengada-ada sesuatu yang tidak ada dan meniadakan sesuatu yang terjadi. Berkata
dusta atau berbohong adalah dosa besar.
Dusta bertentangan dengan nilai keimanan atau sama dengan menantang
terhadap laknat Allah.
2.
Menggunjing (Ghibah)
Ghibah
secara bahasa artinya membicarakan keburukan orang lain. Ghibah adalah
membicarakan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu sesama muslim pada saat
ia tidak bersamamu. Sesuatu yang digunjingkan bisa berupa kekurangan dalam
agama, fisik, dan segala hal yang berkaitan dengan orang yang berkaitan dengan
orang yang digunjing. Bentuk gunjingan bisa berupa perkataan, tulisan ata
sekadar isyarat tangan.
Ghibah atau menggunjing adalah perbuatan yang
sangat diharamkan dalam islam. Allah
menyerupakan penggunjing yang telah melampaui batas kewajaran demgan orang yang
memakan daging saudaranya sesama muslim yang sudah menjadi bangkai. Penyerupaan
ini merupakan bentuk celaan keras dan larangan terhadap perbuatan ghibah.
Rasulullah bersabda, “Setiap muslim terhadap muslim yang lainnya haram
mengelirkan darahnya, mencuri hartanya, dan mencela kehormatannya.”
3.
Mengadu Domba (Namimah)
Namimah secara bahasa berarti mengadu domba,
sedangkan secara istilah namimah adalah menyebar fitnah antara seseorang dengan
orang lain dengan tujuan agar saling bermusuhan.
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang mengadu
domba (menebar fitnah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
4.
Mencaci Maki (Syatm)
Mencaci maki atau mencerca seseorang atau
berkelompok secara langsung. Tentang penyakit ini Rasulullah bersabda:
“Dua
orang yang saling mencerca adalah bagaikan da setan yang saling menyangkal dan
mendustakan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5.
Mengejek (Sukhriyyah)
Mengejek, mengolok-olok, dan mentertawakan
seorang Muslim dengan maksud meremehkanan menginanya. Allah swt berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena ) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok), dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, (karena) lebih baik dari
perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu salinh mencela satu sama lain
dan janagnlah memanggil dengan gelar-gelar buruk. Seburuk-buruk panggilan
adalah yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan, barangsiapa yang tidak bertobat,
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11).
Referensi: Allamah Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
2011. Agar Iman Senantiasa Meningkat. Jakarta: PT Mizan Publika.
Penulis: Anak Asuh Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Semester 3
Bagus Setyo Nugroho
Komentar
Posting Komentar